Pertanian Selaras Alam

PERTANIAN SELARAS ALAM

Tuhan memberi keleluasaan untuk mengelola bumi seisinya, untuk sebesar-besarnya dimanfaatkan oleh manusia.
Akan tetapi kita sebagai manusia juga dituntut oleh-Nya untuk dapat mempertanggungjawabkan keleluasaan dalam memanfaatkan bumi seisinya tersebut.
Berawal dari pernyataan tersebut terdapat kenyataan bahwa perilaku manusia khususnya dalam bidang perkembangan pertanian modern telah mengakibatkan dampak-dampak yang sangat serius. Konsep dan prinsip pertanian dalam sistim pertanian modern tidak dapat dipertahankan lagi, kususnya untuk produksi yang tinggi tetapi tetap mengindahkan lingkungan/ ekososistim berkelanjutan.
Kita tahu bersama adanya dampak negatif akibat penerapan teknologi tinggi itu, yaitu :
1. Menurunnya/ kehilangan keragaman hayati
2. Lahan pertanian semakin kritis
3. Ledakan hama dan penyakit
4. ketergantungan petani terhadap bibit, pupuk dan pestisida buatan pabrik
5. Biaya produksi semakin tinggi/ mahal
6. Menurunnya hasil panen
7. Dampak negatif bagi kesehatan manusia.
Persoalan ini semua kita rasakan benar dalam kehidupan bertani, sementara itu juga kita ketahui bahwasanya alam kita ini kaya akan bahan-bahan yang sangat bermanfaat dalam kegiatan bertani (pupuk, psetisida, mulsa, dll). Walaupun keberadaanya tinggal sedikit kita perlu menjaga untuk dikembangkan/ dilestarikan.

Strategi

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mengupayakan model pertanian berwawasan lingkungan, ialah :
1. Tata guna Lahan : Mengusahakan lahan/ menanam sesuai kelas kemampuan tanah
2. Tepat musin : Menanam sesuai musim (pranoto mongso)
3. Model keterpaduan : Tanaman, ternak, ikan (mina padi)
4. pola tanam : Tumpang sari, tumpang gilir
5. Penggunaan bibit : yang baik sesuai dengan kebudayaan setempat.
6. Pengolahan tanah/ lahan : semaksimal mungkin/ intensif
7. Penggunaan sarana produksi : pupuk, obat-obatan dan mulsa alami.
8. Pengendalian hama/pentakit terpadu : mekanis, biologis, fisik dan agronomis
Prinsip : Masukan / input rendah
Penerapan : Harus bertahap, perlahan tapi pasti (konversi)
Motto : yang benar dan bijak tidak hanya memupuk tanaman tapi juga memupuk tanah.

Batasan Pengertian Pertanian Organik
Pertanian yang didalamnya semua proses dan kegiatan produksinya, pemanenan, hingga pasca panen, bebas dari :
1. Pesrisida an organik
2. Pupuk an organik
3. Hormon (Zat Perangsang Tumbuh/ZPT) an organik
4. Bahan pengawat an organik
5. Hasil rekayasa genetik
Sehingga dalam pertanian organik menggunakan pestisida alamo/ organik (biopestisida), pupuk, ZPT dab bahawa pengawet organik.

Komponene Pertanian Organik

Sebenarnya dalam pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) didalam budidaya pertanian tidak hanya menggunakan pestisa. PHT dalam pertanian organik lebih menekankan cara pengendalian hayati atau pengendalian secara fisik mekanik.
Adapun pengendalian kimiawi,yang dalam hal ini adalah menggunakan pestisida kimiawi, dalam pertanian organik di gantikan dengan BIOPESTISIDA. Biopestisida pabrik di pabrik menggunakan bahan baku tanaman atau hasil dari tanaman yang bahan aktifnya dapat berupa Piretrium, Rotenon, Ryania, Sabadila, Azadirachin, Metil Eungenol (ME), dll.

A. Jenis Pupuk dan Bahan Alami
- Pupuk Makro
Yakni pupuk yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman yang di kenal dengan nama NPK (Nitrogen, Phophat, dan Kalium), untuk pupuk anorganik buatan pabrik biasa di kenal Urea, TSP/SP36, dan KCl.
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk sebagaiunsur hara essensial. Unsur hara essensial terdiri dari unsur makro (N,P,K,Ca,S dan Mg) biasanya pupuk ini sudah ada dalam tanah.
- Pupuk Mikro
Pupuk yang dibutuhkn tanaman dalam jumlah sedikit, tetapi memiliki fungsi yang sangat penting dalam membentuk pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik. Pupuk ini mengandung Zn, Fe, Mn, Cu, B, dll. Unsur-unsur ini bisanya sudah terbawa pada pupuk makro.
Berikut ini bahan-bahan alami yang mengandung jenis pupuk ersebut.
• Nitrogen
- Azolla
- Tumbuhan keluarga kacang-kacangan yg mengandung hijau daun
- Jerami dan dedaunan yang mengandung hijau daun
- Urine manusia/hewan
- Kotoran padat manusia/ hewan
• Phosphat
- Azolla
- Ampas tebu
- Abu dapur/kayu
- Kompos
- Kotoran padat manusia/ hewan
- Sampah organik
- Urine manusia/ hewan
• Kalium
- Pelepah batang pisang
- Kotoran ayam
- Sampah organik
- Kotoran padat manusia/ hewan
- Sabut kelapa ½ tua
- Urine manusia/ hewan
Unsur-unsur ini berfungsi antara lain :
☻ Nitrogen
Sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan :
1. Membantuk akar, batang muda dan daun
2. Menghijaukan daun
☻ Phosphat
Dibutuhkan untuk pembentukan dan pertmbuhan :
1. Batang dan peakaran agar tanaman bisa menjadi tegap dan kuat
2. Setelah tanaman menjadi dewasapun ikut berperan dalm pembentukan bunga dan buah
☻ Kalium
Dibutuhkan untuk pertumbuhan
1. Menguatkan perkaran
2. Membentik batang yang lebih kuat
3. Merangsang terbentuknya daun
4. Merangsang terbentuknya buanga, buah dan biji
5. Membuat biji lebih bernas
6. Membuat buah/umbi lebih manis
Kekurangan Kalium (K) menyebabkan daun tanaman menjadi kering seperti terbakar pada bagian ujungnya serta mudah gugur. K tersedia dalam pupuk KCl dan NPK.
☻ Calsium (Ca)
Kebutuhan akan Ca tidak terlau banyak tetapi berguna untuk merangsang pembentukn akar dan biji. Kekurangan Ca menyababkan kuncup bunga mengering, dan dapat pula menetralkan tanah yang besifat asam. Ca tersedia dalam pupuk tepung ikan, tepung kapur,
☻ Sulfur (S)
Berguna dalam pembentukan bintil-bintil akar dan pembntukan anakan tanaman, dan sebagai unsur pembentuk berbgai jenis protein/asam amino. Kekurangan S menyebabkan urat daun menjadi rusak (warna urat daun menjadi pucat).
☻ Magnesium (Mg)
Merupakan zat utama pembetukan klorofil agar proses photosintesa dapat berlangsung dengan baik. Kekurangan Mg meyebabkan proses photosintesa tidak berjalan dengan baik, bagian tengan daun menjadi coklat. Mg banyak terkandung dlam tepung ikan, tepung tulang, pupuk kandang, kompo dan abu kayu.
☻ Unsusr mikro ( Fe, B, Mn dan Zn)
Pada umumnya terkandung dalam pupuk organik dan kompos. Unsur-unsur ini sangat berperan dalam kelancaran reaksi-reaksi biokimia (sebagai katalisaor).
Berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat biopestisida, antara lain :
- Daun angrum
- Daun/batang sereh
- Daun tembakau
- Daun dayang
- Daun mindi
- Daun mahoni
- Daun jarak pagar
- Daun johar
- Daun sampang
- Daun kelor
- Daun nimba
- Daun sirsak
- Daun daun sirih
- Daun rita
- Daun randu
- Daun bawang
- Daun ketepeng kebo
- Daun pocung
- Daun legundi
- Daun rendo noleh
- Daun koro pahit
- Daun klere side
- Daun orok-orok
- Daun cengkih
- Daun lamtorogung
- Daun kenikir
- Daun sambiloto
- Daun mangkokan
- Daun sintrong
- Daun poko/po’o/mint
- Rumput babandotan/wedusan (mengandung juvelin, hormon yang berpotensi mengendalikan hama gudang –gandum, wijen,jagung,kopra,dan pala-)
- Rimpang jahe
- Rimpang kunir
- Rimpang laos
- Rimpang temu ireng
- Rimpang kencur
- Rimpang mangeta
- Umbi gadung duri
- Umbi bawang merah/putih
- Akar alang-alang
- Akar tuba
- Air kapur
- Biji sirsak
- Biji anonak
- Biji kina
- Biji mahoni
- Biji nimba
- Biji lamtotogung
- Ehing bangle
- Labu siam
- Lerak
- Buah maja
- Bunga kenikir
- Bunga bougenville
- Daun pepaya
- Senggunggu
- Pace
- Bunga matahari
- Daun kumis kucing
- Daun/batang/akar meniran
- Daun gamal
- Ciplukan

B. Mikro Organisme Nabati (MON)
1. Bahan :
- Batang pisang : 1 kg
- Nira/tetes/molase : 1 Ltr
- Tempayan keramik/tanah : 1 bh
Cara membuat :
- Batang pisang diiris tipis-tipis (jangan dicincang), celupkan pada Nira/tetes/molase (Molase = ¼ kg gula, dilarutkan dalam 1 ltr air)
- Masukkan/ ditata dalam tempayan sampai secara padat, sampai irisan batangpisang tertata semua.
- Kelebihan Nira/tetes/molase disiramkan pada pada irisan batang pisang yang telah ditata dalam tempayan, lalu ditutup rapat-rapat
- Biarkan selama 2 minggu. Setelah dua minggu, batang pisang diremas-remas lalu diperas dan airnya di saring.
- Pupuk cair siap digunakan
Penggunaan :
- Ekstrak : air = 150 cc : 15 ltr
Untuk pupuk daun
2. Bahan :
- Semua buah (buah apa saja yg penting tua dan masak)
- Nira/tetes/molase
Cara membuat :
- Buah yg sudah tua dan masak di blender/ di haluskan
- Disaring, ambil air sari buahnya
- Air sari buah dicampur dengan Nira/tetes/molase dengan perbandingan = 1 : 1
Cara Penggunaan :
MON : air = 1 sdm : 1 ltr
Seprotkan pada :
1. Pembuatan kompos/ bokashi
2. Tanaman padi, palawija, atau sayur-sayuran.
Cairan mokri organisme nabati ini berfungsi untuk mengoptimalkan kerja mikroorganisme dalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur.
Membuat EM4
Bahan :
- Rumen : 5 kg
- Gula : 1,50 kg
- Tepung gaplek : 1,50 kg
- Air bersih : ± 50 Ltr
Cara membuat :
- Rumen (= isi lambung hewan yg sudah hancur, tapi belum menjadi kotoran/ta’i) di masukkan ke dalam kumbang.
- Tambahkan air dengan perbandingan yaitu rumen : air = 1 : 2
- Setelah ditambah air lalu aduk-aduk, tutup rapat kumbang biarkan selama 4 hari
- Siapkan tepung gaplek, mesukan ke dalam wadah, tambahkan air sampai tepung gaplek terendam semua
- Siapkan molase
- Siapkan botol/jerigen
- Setelah 4 hari rumen diperas dan disaring, ambil airnya sja.
- Untuk membuat EM4 sebanyak 1 L campurkan bahan dengan komposisi = air bersih : air rumen : molase : endapan tepung gaplek = 500 cc : 200 cc : 150 cc : 150 cc
- Masukkan dalam botol/jerigen tutup rapat, simpat di tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari selama 4 hari.
- Setelah 4 hari EM4 buatan sendiri siap dipakai.
Penggunaan :
1 Ltr EM4 buatan sendiri untuk membuat pupuk bokashi/ kompos sebanyak 1 ton.

Membuat Pupuk Bokashi (sebanyak 1 ton)
Bahan :
- EM4 : 1 ltr
- Gula : ¼ kg
- Kotoran ternak : 800 kg
- Sekam : 50 kg
- Jerami : 100 kg
- Dedak/pau halus : 50 kg
- Air bersih : secukupnya
Cara membuat :
- Siapkan semua bahan pupuk bokashi
- Jerami di potong-potong dengan panjang 5 cm.
- Sekam di bakar, dijadikan arang saja (jangan sampai abu.
- Capurkan kotoran ternak, jerami, dan sekam aduk rata
- Tambahkan air sambil diaduk-aduk merata, bila diremas tidak lengket dan remasan di buka tidak ambyar/pecah, hentikan pengadukan.
- Campurkan EM4 dengan molase aduk hingga merta
- Tambahkan pau halus/dedak ke dalam bahan pupuk bokashi, sambil di aduk merata
- Lalu percik/semprotkan campuran EM4 dan molase pada bahan bokshi sambil di aduk merata
- Setelaha selesai, bahan diatur dengn ketinggin tumpukan 20 cmlalu ditutup dengan terpal setelah itu diamkan selama 24 jam
- Setelah 24 jam buka terpal untuk mengecek. Bila terlalu panas, terpal dibuka sempurna lalu dibolak-balik sambil dipadatkan,lalu ditutup kembali. Perlakuan seperti ini dilakukan 4 x (4 hari), suhu ideal 450-500 C.
- Pada hari yg ke-5 terpal dibuka sempurna, lalu pupuk bokashi di hamparkan tipis-tipis selama 3 hari.
- Pada hari ke-8 pupuk bokasi siap di pakai.
Penggunaan :
Bokashi : luas lahan = 1 kg : 1m2 , sebagai pupuk dasar

Membuat Pupuk Bokashi (dari sisa pertanian dan gulma)
Bahan :
- Jerami dan gulma : 1000 kg
- Sekam : 500 kg
- Dedak/ pau : 50 kg
- EM4 : 1 ltr
- Molase : 1 ltr
- Air bersih : secukupnya
Cara membuat :
- Jerami, rumput/gulma di potong-potong dengan panjang 5 cm
- Setelah campurkan dengan dedak dan sekam, aduk hingga merata lalu tambahkan air secukupnya (sampai lembab saja). Bila diremas tidak lengket dan remasan dibuka tidak tidak ambyar cukp sudah.
- EM4 dicampurkan molase aduk hingga merata lalu semprotkan ke bahan bokashi sambil di aduk hingga merata. Setelah selesai bahan bokashi diatur dengan ketinggian 15 s/d 20 cm lalu ditutup dengn terpal.
- Suhu bokashi ideal 500 C, bila terlalu panas buka terpal lalu balik-balik setelah panas turun atur kembali bahan bokashi lakukan perlakuan seeperti ini selama 4 hri.
- Setelah 4 hari hampr tipis-tipis sampai dengan hari ke-5 s/d hari ke-7. Hari ke-8 pupuk bokashi siap dipakai.
Penggunaan :
Sebagai pupuk dasar dengan perbandingan Bokashi : luas lahan = 1 kg : 1m2

C. NYANYIAN PETANI
Bait I
Bahan :
- Kotoran ternak : 700 kg
- Jerami : 100 kg
- Sekam : 100 kg
- Sampah organik : 100 kg
- Pau halus : 50 kg
- Mikro organisme nabati : 1 ltr
- Air bersih : secukupnya
Cara membuat :
- Jerami dan sampah organik di potong-potong dengan panjang 5 cm
- Setelah di potong campurkan dengan dedak, kotoran ternak dan sekam, aduk-aduk hingga merata sambil di percik air secukupnya (sampai lembab saja). Bila diremas tidak lengket dan remasan dibuka tidak tidak ambyar cukup sudah.
- Setelah semua bahan tercampur perik/ semprotkan mikr organisme nabati sambil diaduk-aduk merata, setelah selesai bahan bait ke-1 diatur hingga ketinggian tumpukan 40-50 cm terus ditutup dengan terpal, biarkan selama 24 jam.
- Setalah 24 jam buka untuk mengecek bahan, bila terlalu panas aduk-aduk lalu atur kembali dan tutup lagi. Idealnya 500-60 0 C
- Lakukan pemblikan selama 7 kali (7hari), setelah itu terpal dibuka sempurna Bait Pertama Nyanyian Petani dihambakan selama 1 minggu agar panas turun sampai dengan normal.
- Pada hari ke-15 Bait Pertama Nyanyian Petani siap di pakai.
Penggunaan :
Sebaga pupuk dasar, untuk luas lahan 1 Ha memerlukan 1 ton Bait Ke-1 Nyanyian Petani.
Bait II
Bahan :
- Kotoran ternak : 500 kg
- Gulma/Sampah organik : 500 kg
Cara membuat :
- Gulma dan sampah organik di potong-potong dengan panjang 5 cm
- Setelah selesai campurkan semua bahan sambil dipercik air sampai jenuh/lembab saja
- Lalu bahan bait ke dua ditumbuk dengan ketinggian 1 m terus ditutp terpal.
- Biarkan 1 minggu, setelah 1 minggu buka terpal aduk-aduk bahan bait ke-2. Setelah diatur kembali dan tutup rapat. Lakukan perlakuan sampai minggu ke-4. Pada minggu ke-5 Bait Ke-2 Nyanyian Petani siap dipakai.
Penggunaan :
Sebaga pupuk dasar, 10/Ha ton Bait Ke-2 Nyanyian Petani.



Bait IV
Bahan :
- Kotoran ayam : 600 kg
- Batang pisang : 100 kg
- Sabut kelapa : 100 kg
- Abu kayu/pau halus : 50 kg
- EM4 pengganti : 1 ltr
- Molase : 1 ltr
- Sampah Orgnik : 150 kg
Cara membuat :
- Siapkan bahan semua
- Batang pisang diiris tipis-tipis
- Sabut kelapa di potong dengan ukuran 3-5 cm
- Sampah organik di potong-potong dengan panjang 5 cm
- Kotoran ayam, irisan batangpisng, sabut kelapa, sampah organik dan pau di campur menjadi satu dan diberi/dipercik air secukupnya sampai jenuh/lembab.
- Campurkan EM4 pengganti dengan molase dengan perbandingan=1:1, lalu aduk merata. Setelah tercampur percikkan ke bahan pupuk sambil diduk-aduk.
- Setelah selesai, diatur bahan pupuk dengan ketinggian tumpukan 30 cm lalu tutup rapat
- Biarkan selama 24 jam, setelah 24 jam buka untuk mengukur suhu bila terlalu panas, balik agar suhu menurun. Selesai di balik-balik atur kembali lalu tutup rapat. Perlakuan seperti ini lakukan selama 7 hari
- Pada hari ke-8 terpal dibuka sempurna lalu hambar tipis-tipis selama 3 hari, pada hari ke 11 Bait Ke-4 Nyanyian Petani siap dipakai.
Penggunaan :
Sebagai pupuk ketiga untuk 1 Hadibutuhkan 5 ton Bait Ke-2 Nyanyian Petani.

Bait V
Bahan :
- Daun lamtorogung : 5 kg
- Daun gamal : 5kg
- Daun turi : 5 kg
- Air bersih : 30 ltr
Cara membuat :
- Ketiga bahan ditumbuk sampai halus masukkan ke dlam kumbang/ drum tambahkan air, aduk-aduklalu tutup rapat.
- Biarkan selama 2 minggu agar terjadi pembusukkan
- Setelah 2 minggu Bait Ke-5 Nyanyian Petani siap dipakai. Sebaiknya sebelum di pakai lakukan penyaringan agar tidak menyumbat nosel ketika menyemprot.
Penggunaan :
Ekstrak Bait Ke-5 Nyanyian Petani : air = 1 : 15-30 Ltr
Sebagai pupuk hijau

Bait VI
Bahan :
- Daun kaliandra : 10 kg
- Daun nimba : 5kg
- Daun akasia : 10 kg
- Air / urine : 50 ltr
Cara membuat :
- Daun kaliandra, nimba dan akasia ditumbuk/ dihaluskan, setelah halus masukkan ke dalam drum/kumbang tambahkan air lalu diaduk-aduk, tutup rapat.
- Biarkan selama 1 minggu remas-remas, peras dan saring, ambil airnya sedangkan ampasnya bisa dijadikan bahan untuk kembuat pupuk aerob.
Penggunaan :
Ekstrak Bait Ke-6 Nyanyian Petani : air = 1 : 15-60 Ltr
Sebagai pupuk hijau juga memberi perlindungan pada tanaman terhadap ganguan berbagai hama.

Bait VII
Bahan :
- Daun lamtorogung : 5 kg
- Daun kapuk/randu : 2,5 kg
- Batang sere : 2,5 kg
- Daun taibelalang : 5 kg
- Air / urine : 30 ltr
Cara membuat :
- Keempat bahan ditumbuk/ dihaluskan, setelah halus masukkan ke dalam drum/kumbang tambahkan air lalu diaduk-aduk, tutup rapat.
- Biarkan selama 2 minggu, setelah 2minggu aduk, remas-remas, peras dan saring, ambil airnya (ekstrak) sedangkan ampasnya jangan dibuang, bisa dijadikan bahan untuk kembuat pupuk padat.
Penggunaan :
Ekstrak : air = 1 cc : 1 Ltr
Selain memberi nutrisi bagi tanaman, juga memberi perlindungan pada tanaman terhadap ganguan berbagai hama.

Bait VIII
Bahan :
- Daun pisang yang sudah kering : 25 kg
- Urine : 50 ltr
Cara membuat :
- Daun pisang di potong-potong lalu di tumbuk/dihaluskan
- Setelah halus masukkan ke dalam kumbang/ drum, tambahkan urine aduk rapat. Biarkan selama 2 minggu
- Setelah 2 minggu diperas dan di saring ambil airnya (ekstrak) simpan dalam Botol atau jerigen sebagai persediaan sewaktu-waktu sebagai pupuk cair.
Penggunaan :
Ekstrak : air = 1 : 15-30


Bait IX
Bahan :
- Sabut kelapa ½ tua :15 kg
- Sabut buah lontar : 10 kg
- Air bersih/ Urine : 50 ltr
Cara membuat :
- Sabut kelapa dan sabut buah lontar di potong-potong dengan panjang 5 cm
- Setelah selesai di tata dalam kumbang dan dipadatkan lalu tambahkan air bersih atau urine. Biarkan selama 2 minggu
- Setelah 2 minggu diperas dan di saring ambil airnya (ekstrak) simpan dalam botol atau jerigen sebagai persediaan sewaktu-waktu atau di pakai langsung sebagai pupuk cair.
Penggunaan :
Ekstrak : air = 1 : 15-30


Bait X
Bahan :
- Daun kaliyandra :15 kg
- Daun sirsak : 10 kg
- Daun/buah kuta kelara (sirih hutan) :
- Buah maja muda :
- Air panas :
Cara membuat :
- Daun kaliyandra, sirsak, daun/buah kuta kelara (sirih hutan), serta Buah maja muda dihaluskan
- Setelah halus masukkan dalam wadah, beri air panas, biarkan selama 2 hari
- Bila hendak menggunakan saring trlebih dahulu
Penggunaan :
Ekstrak : air = 3 sdm : 1 ltr
Bait XI
Bahan :
- Daun nimba : kg
- Daun sirsak : kg
- Daun lamtorogung :
- Daun taibelalang :
- Daun/buah kuta kelara (sirih hutan) :
- Air :
Cara membuat :
- Bahan no 1 s/d no 5 ditumbuk/ dihaluskan
- Setelh halus masukkan ke dalam wadah lalu beri air panas, aduk merata, tutup rapat biarkan selama 2 malam
- Setalah 2 malam peras dan saring ambil airnya saja (ekstrak)
- Bait ke-11 Nyanyia Petani siap digunakan
Penggunaan :
Ekstrak : air = 3 cc : 1 ltr
Mengendalikan berbagai hama


Bait XII
Bahan :
- Daun kelor : kg
- Daun anonak : kg
- Daun rita :
- Daun randu :
- Air panas :
Cara membuat :
- Bahan no 1 s/d no 4 ditumbuk/ dihaluskan, lalu masukkan ke dalam wadah lalu beri air panas, diamkan selama 4 hari
- Setalah 4 hari peras dan saring ambil airnya saja (ekstrak)
- Simpan dalam botol atau jerigen, Bait ke-12 Nyanyia Petani siap digunakan
Penggunaan :
Ekstrak : air = 1 : 15-60 ltr
Mengendalikan berbagai hama


Bait XIII
Bahan :
- Jahe : 2 kg
- Bawang merah : ½ kg
- Bawang putih : ¼ kg
- Lombok rawit/hutan : ¼ kg
- Air : 10 L
Cara membuat :
- Bahan no 1 s/d no 4 ditumbuk/ dihaluskan, lalu masukkan ke dalam periuk tambahkan air dan direbus hingga mendidih.
- Setelah mendidih angkat dan dinginkan semalam.
- Saring dan ambil ekstrakny.
- Simpan dalam botol atau jerigen, Bait ke-13 Nyanyia Petani siap digunakan
Penggunaan :
Ekstrak : air = 20 cc : 15 ltr
Digunakan untuk menyemprot bila predtor alami sudah tidak dapat mengendalikan hama


Bait XIV
Bahan :
- Kunir : 5 kg
- Laos : 5 kg
- Daun lamoa : 5 kg
- Daun ngantuk : 15 kg
- Air limbah nita : 150 L
Cara membuat :
- Bahan no 1 s/d no 5 ditumbuk/ dihaluskan, lalu masukkan ke dalam kumbang lalu tambahkan air limbah nila
- Biarkan selama 1 minggu, setelah 1 minggu remas-remas, lalu disaring.
- Simpan dalam botol atau jerigen di tempat teduh yang terlindung dari sinar matahari. Bait ke-14 Nyanyia Petani siap digunakan
Penggunaan :
Ekstrak : air = 1 : 15-30
Sebelum ada serangan penyemprotan dilakukan 15 hari 1 kali. Bila terjadi serangan hama meningkat freqwensi penyemprotan 1 minggu 1 x. Sebaknya penyemprotan dipermukaan daun bagian bawah.